Sesi foto bersama di aula Inspektorat Cilegon.
BANTENESIA.ID, CILEGON – Inspektorat Kota Cilegon menerima kunjungan dari Inspektorat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Kunjungan diterima langsung oleh Kepala Inspektorat Kota Cilegon, Mahmudin, beserta jajarannya di Aula Inspektorat Cilegon, Rabu, 24 Juli 2024.
Irban II Inspektorat Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Sujimat, mengatakan bahwa tujuannya melawat ke Kota Cilegon untuk melakukan studi tiru mengenai Manajemen Risiko dan Penilaian Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Terintegrasi.
"Kami mendapatkan informasi dan gambaran bahwa Kota Cilegon sudah cukup baik dan maju dalam hal pelaksanaan manajemen risiko. Kota ini bahkan telah menjadi pilot project nasional tingkat kabupaten/kota dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) pusat," katanya, sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon.
Menurut Sujimat, manajemen risiko di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sudah berjalan sejak 2021 dan telah didampingi oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jambi.
"Dalam penilaian terakhir tahun 2022-2023, kami masih berada di level 2. Harapan kami, pada tahun 2024 ini, bisa mencapai level 3. Banyak hal yang harus kami lengkapi dan sempurnakan dalam rangka penerapan manajemen risiko di daerah kami," pungkasnya.
Sujimat ingin, setelah mendapat ilmu dari Kota Cilegon, pihaknya meningkatkan penerapan manajemen risiko di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. "Kami berharap dapat menerapkan manajemen risiko yang baik serta pengelolaannya, sehingga bisa mendampingi kepala daerah dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi yang ditetapkan oleh daerah," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Inspektorat Kota Cilegon Mahmudin menyampaikan bahwa pihaknya baru saja menyelesaikan pendampingan kedua terkait manajemen risiko kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan BPKP pusat.
"Alhamdulillah, hasilnya menunjukkan bahwa PK-APIP Kota Cilegon sudah sesuai dengan standar yang diinginkan oleh BPKP pusat dan informasinya nanti akan dibawa ke workshop tingkat nasional," ungkapnya.
Mahmudin menekankan bahwa keberhasilan manajemen risiko sangat bergantung pada komitmen dan kerja sama dari seluruh pihak terkait. Ia juga memaparkan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Inspektorat Kota Cilegon dalam meningkatkan manajemen risiko.
"Kolaborasi, komunikasi harus ditingkatkan, terutama dengan pihak-pihak terkait. Kami juga berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan dan berinovasi. Kami sangat menyambut baik kunjungan ini sebab ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk saling belajar dan berbagi pengalaman," ucapnya. (*)