BANTENESIA.ID, CILEGON – Niko Abdian, Warga Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon berhasil menjadi Juara Pertama Nasional Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Nusantara XXV di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (15/7/2024). Niko berhasil menciptakan alat pengolahan air hujan menjadi air bersih dan air minum sistem ultrafiltrasi portable.
Dijelaskan Niko, dirinya terpikir menciptakan alat tersebut karena keresahan krisia air yang terjadi puluhan tahun di daerah pegunungan Pulomerak dan Grogol. Dimana, setiap musim kemarau krisis air selalu melanda. “Jika sudah ada alat ini, maka warga cukup menampung air hujan dan akan diolah menjadi air bersih, bahkan siap minum,” jelasnya.
“Saya menciptakan alat ini karena mau mengatasi krisis air di Pulomerak,” kata Niko sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Senin 15 Juli 2024.
Menurut Niko, butuh waktu 1 tahun menyempurnakan alat dengan total yang sudah dihabiskan yakni Rp13 juta. Dimana, awalnya saat lomba TTG tingkat kota hanya mengelola air bersih saja dan sekarang meningkat bisa untuk air minum. "Yang mahal itu adalah uji cobanya 7 kali. Kalau alat hanya Rp 7 juta sampai Rp 8 juta. Tapi kalau sudah sempurna seperti sekarang hanya 2 kali uji coba awal dan akhir cukup dan lebih murah. Total semuanya adalah Rp 12,9 juta atau total Rp 13 juta," tuturnya.
Diterangkan Niko, pengoprasian alat sendiri hanya tinggal menekan tombol saja tidak butuh listrik karena sudah ada solar panel cahaya. Disisi lain, ada beberapa langkah kerja alat pertama menyedot dan memfilter air untuk dibersihkan kotoran debu, lumut dan lainnya.
Selanjutnya, disalurkan ke melanis ziolit partikel terlarut misalnya zat besi, zat kapur dan lainnya lalu masuk ke ultrafiltrasi untuk menyaring bakteri dan virus hingga menjadi air bersih. "Kalau untuk menjadi air minum ada satu langkah lagi yakni masuk ke karbon aktif, kemudian ada spoon 5 micron dan masuk ke UV dan langsung bisa dimunum," terangnya.
Dalam hal ini, Niko berharap, alat tersebut bisa diperbanyak untuk bisa mengatasi kekeringan dan krisi air di pegungan Pulomerak dan Grogol. "Saya juga pernah menangalisa secara sederhana tentang hydrologi. Dimana, air minun disana sangat mencukupi. Jika sebelumnya dari bawah dipompa sampai keatas, dengan ini cukup disiapkan penampungan air tertutup seperti toren atau terbuka seperti kolam retensi atau sungai atau air kolam terbuka dipasangkan langsung," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengambangan (Bappedalitbang) Kota Cilegon Wilastri Rahayu memaparkan, alat tersebut dalam jangka pendek akan diuji coba dibeberapa rumah yang ada di pegunungan. Hal itu agar bisa mengatasi krisis air yang selalu terjadi. "Jangka pendek itu akan diuji coba menyelesaikan masalah kekeringan. Kedepan, memang jangka panjang bisa dibuat dan dipasarkan lebih luas," paparnya.
Senada dikatakan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian. Ia akan berkolaborasi dengan pihak industri dan pemangku kepentingan, sehingga bisa membuat alat secara massal. “Kita mampu karena memang banyak inovasi yang bisa dibuat. Kami akan kolabirasi dengan pihak lainnya semoga ini bisa diperbanyak dan dipasarkan,” katanya. (Adv)