Dina Safitri tengah berbincang terait penyakit zoonosis. (Diskominfo).
BANTENESIA.ID, CILEGON – Fungsional Medik Veteriner pada DKPP Kota Cilegon Dina Safitri menyatakan untuk mengurangi risiko penyakit zoonosis, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon secara rutin melakukan pengawasan terhadap praktik dokter hewan. Hal tersebut akibat tingginya minat masyarakat memelihara hewan kesayangan dan hobi yang bisa memunculkan resiko penularan penyakit zoonosis (penyakit hewan yang bisa menular ke manusia)
"Salah satu sektor yang berperan penting dalam mencegah dan mengendalikan penyakit zoonosis adalah praktek dokter hewan mandiri dan klinik hewan. Makanya kita lakukan pengawasan secara berkala," kata Dina, sebagaimana dirilis Diskominfo Kota Cilegon, Selasa (28/5/2024).
Menurutnya, kegiatan praktik dokter hewan dan klinik hewan di Kota Cilegon mendapatkan atensi dari pemerintah daerah berupa kemudahan dalam penerbitan secara online Surat Izin Praktik (SIP) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cilegon.
"SIP memberikan legalitas profesi bagi dokter hewan praktek dalam melakukan pelayanan kesehatan hewan bagi masyarakat. SIP juga melindungi dokter hewan dari malpraktek," jelasnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar memeriksakan hewan peliharaannya kepada dokter hewan yang sudah mempunyai SIP resmi dari Pemkot Cilegon.
"Ada sekitar tujuh dokter hewan praktik yang sudah ber-SIP di Kota Cilegon, silahkan datang dan periksakan hewan peliharaannya ke dokter hewan tersebut agar kita terlindungi dari penyakit zoonosis," imbaunya.
Dikatakan, penyakit zoonosis yang harus diwaspadai masyarakat adalah rabies, anthraks dan flu burung (avian influenza). Untuk rabies, hewan penularnya antara lain anjing, kucing dan kera.
"Sedangkan untuk penyakit anthraks bisa dari sapi. Sementara penyakit flu burung bisa menular dari unggas-unggas seperti ayam, bebek, angsa, itik, dan puyuh," jelas Dina. (*)