Warga Gerem Kecewa, LCI Tak Hadiri RDP Terkait Rekrutmen Tenaga Kerja dan Upah Murah

Suasana RDP di ruang rapat DPRD Cilegon.

BANTENESIA.ID, CILEGON – Entah ada unsur sengaja atau tidak, perwakilan PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) tidak menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang telah di jadwalkan Lintas Komisi DPRD Cilegon, Kamis (16/11/2023).

Padahal, rapat tersebut merupakan hal penting untuk bagaimana mengurai persoalan rekrutmen tenaga kerja yang dianggap masyarakat Gerem begitu minim, sekaligus upah murah yang tak kunjung selesai.


Baca juga : 7 Kontraktor PT Lotte Mangkir di RDP Lintas Komisi DPRD Cilegon 

Meski rapat berjalan hingga pukul 13.00, namun Lintas Komisi DPRD Cilegon akan memanggil ulang perwakilan PT LCI untuk menjawab persoalan yang digulirkan warga masyarakat Gerem.

"Kita akan jadwalkan kembali untuk mengundang perwakilan LCI, sehubungan dengan ketidakhadirannya kali ini." kata Faturohmi selaku pimpinan rapat lintas komisi.


Baca juga : Waduh, Kontraktor PT Lotte Terapkan Sistem Pengupahan Murah Bagi Pekerja

Dalam rapat dengar pendapat terungkap bahwa warga sekitar sulit mendapatkan kesempatan kerja. Bahkan persoalan upah murah juga masih terjadi di mega proyek bernilai investasi sebesar 60 triliun  itu.

Salah satu perwakilan warga Gerem Cupas Wetas sekaligus ketua RT 03 Mansyur mengaku kecewa dan mengatakan, meminta Disnaker Kota Cilegon mengeluarkan data terkait penyerapan tenaga kerja, agar nantinya persoalan ketenagakerjaan pada proyek PT LCI dapat terkontrol bersama.

"Kami ingin data pekerja by name by address dibuka. Sehingga, bisa terdeteksi bahwa itu warga kami yang sudah bekerja." ucapnya di ruang rapat.

Terkait permintaan data oleh Disnaker terhadap dirinya aku Mansyur, sambung Mansyur, sudah ia berikan. Bahkan Disnaker Cilegon dan Disnaker Banten sudah menghasilkan sidak dimana dalamnya menemukan banyak pelanggaran termasuk di dalamnya BPJS dan lainnya.

"Mohon disampaikan datan hasil sidaknya seperti apa. Karena sampai detik ini gajih murah itu masih terjadi di Kota Cilegon, khususnya di mega proyek PT Lotte Chemical Indonesia." tegasnya.

Sementara itu, Rahmadi Ramidin, selaku Lurah Gerem mengatakan, banyaknya aduan terkait persoalan upah murah dan minimnya peluang kerja itu bermuara dari adanya ketidakpatuhan dari salah satu pihak atas kesepakatan yang tertuang dalam dokumen lingkungan (Amdal).

Ketidakpatuhan itu, berdampak terhadap persoalan tenaga kerja serta upah murah seperti yang terjadi saat ini. Berdasarkan data ia miliki dari Dinas Tenaga Kerja Cilegon, untuk data AK I (pencari kerja) berjumlah 1.563 orang. Dimana rata-rata jenjang pendidikan Warga Gerem adalah SMK atau SMA. Sementara, yang dibutuhkan setingkat Sarjana. Kondisi seperti inilah yang dirasa belum berpihak pada masyarakat Gerem.

"Padahal dengan adanya project lotte ini harapan kami, akan menjadi simbiosis mutualisme di masyarakat. Bagaimana semua bisa saling menguntungkan." ujarnya.

Karena itu, Ia berharap PT Lotte, sebagai penentu kebijakan, bisa menjadikan data yang ada di Kelurahan Gerem sebagai bagian dari dasar rekrutmen, meski pendidikan warga sekitar hanya SMK/SMA tentunya dengan melakukan penyesuaian.

Diketahui, dalam RDPU yang diinisiasi Lintas Komisi DPRD Cilegon itu dihadiri, Ketua Komisi II, Ketua Komisi, IV, Sekretaris dan anggota Komisi lainnya, Asda III, Kabid Penta, Kabid Penaatan Lingkungan, Kabid Penataan Bangunan, Lurah beserta tokoh dan puluhan warga Gerem.


(Agh/01)

Lebih baru Lebih lama