Lokasi pembangunan akses jalan Tol Makassar New Port di Kaluku Bodoa dan Buloa, Tallo. (dok/pelindo.co.id)
JAKARTA – Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah No. 101/2021 tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV ke dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) di Jakarta, Selasa (12/1/2021) lalu. Dua tahun paska penggabungan (merger), PT Pelabuhan Indonesia (Persero) kini bersiap mewujudkan ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia dalam industri bisnis kepelabuhanan.
Proses perjalanan Pelindo paska merger tidaklah mudah. Banyak terjadi perubahan seperti perubahan posisi top pimpinan mulai dari komisaris, direksi, hingga pejabat eksekutif.
Baca juga : Pelindo Gelar Media Gathering 2023 di Bogor, Wujud Sinergi dan Kolaborasi
Baca juga : Pelindo Regional 2 Banten Jadi Akselerator Ekonomi Produk Unggulan Masyarakat Lokal
Ditambah penyesuaian SDM, standard output kinerja, gaji, akselerasi keuangan dan yang lainnya.
Kinerja Operasional Meningkat
Budi Prasetyo, Division Head Komersial PT Pelindo (Persero) mengatakan, dua tahun paska merger, kinerja operasional Pelindo Regional 2 mengalami peningkatan sampai tahun 2023. Mulai dari kinerja operasional vassel Traffic (arus kapal), Non Container Traffic (arus barang), Container Traffic (arus petikemas) sampai Traffic Passenger (arus penumpang).
Baca juga : Pasca Merger, Pelindo Regional 2 Banten Raih Raih Penghargaan Best Indonesia Port Company
Untuk kinerja operasional Vassel Traffic mencapai 178,2 juta GT atau meningkat sebesar 12,8 persen dibanding periode sebelumnya yakni tahun 2022 sebesar 157,9 juta GT. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 154,2 juta GT.
Kemudian, kinerja Non Container Traffic mencapai 29,2 juta ton atau tumbuh sebesar 1,4 persen dari periode yang sama tahun 2022 sebesar 28,8 juta ton. Sementara itu, untuk Container Traffic hingga 2023 mengalami penurunan sebesar 1,4 persen dari tahun lalu dengan capaian 4,56 Teus. Meski begitu capaian tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2021 yakni sebesar 4,38 Teus.
Peningkatan juga terjadi pada Passenger Traffic mencapai 685 ribu penumpang atau tumbuh sebesar 41,9 persen dari periode yang sama tahun 2022 sebanyak 483 ribu penumpang. Pada tahun 2021 sampai dengan Juli 2021 sebanyak 212 ribu penumpang.
"Untuk kinerja arus container traffic memang masih lebih rendah dari tahun lalu. Namun jika dibanding periode yang sama tahun 2021, kinerja tahun 2023 masih lebih besar." kata Budi di sela sharing session kegiatan Media Gathering di Gedung Simulator Forklip PT PMLI Ciawi Bogor, Kamis (31/8/2023).
Menuju Ekosistem Maritim Terintergrasi
Dikatakan Head Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Drajat Sulistyo yang hadir pada malam keakraban temu media bertema "Meningkatkan Sinergitas dan Kolaborasi Untuk Akselerasi Kinerja Pelindo Regional 2" bahwa, pihaknya mengapresiasi para awak media yang terus menyampaikan informasi positif terkait kinerja PT Pelindo kepada masyarakat Indonesia.
"Pelindo adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dan merupakan operator pelabuhan terbesar di Indonesia. Maka dengan sinergitas dan kolaborasi ini, tentunya akan mempercepat visi misi Pelindo untuk menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan misi mewujudkan jaringan ekosistem maritime nasional melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan," ujar Drajat.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo menuturkan penggabungan telah dilakukan bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila yakni 1 Oktober 2021 lalu.
Kala itu sambung Arif, pengelolaan layanan kepelabuhanan dilakukan secara terpisah dengan kapasitas yang tidak seragam baik dari sisi keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengalaman yang berakibat pada perbedaan kinerja layanan serta berimbas pada inefisiensi logistik.
Selain itu, maju tidaknya pelabuhan dan logistik bukan hanya dari penggabungan (merger) semata. Akan tetapi juga memerlukan dukungan pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
“Kami mohon dukungan agar Pelindo bisa menjalankan misi dan visi untuk menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia." ujar Arif dikutif Bantenesia.id dari antaranews.com.
Diketahui struktur Pelindo saat ini memiliki 4 Regional (I, II, III & IV) dan 4 Subholding (S-PTP, S-PMT, S-PJM & S-PSL) dimana masing-masing memiliki peran berbeda. Regional berperan sebagai arsitek strategi dan pemilik konsesi yang bertugas mendorong group strategi serta mengelola portofolio keseluruhan, mengawasi pelaksanaan bisnis seluruh group dan mengatur komunikasi dengan para pemangku kepentingan di tingkat nasional.
Sedangkan subholding bertugas menghasilkan pendapatan melalui kegiatan operasional bisnis pelabuhan, mendorong pelaksanaan operasional dan pelayanan, sekaligus mengatur kebijakan layanan pelabuhan. Struktur di atas membuat kinerja operasional Pelindo meningkat dalam dua tahun paska merger.
(Wan/02)