Penulis : Rizki Aulia Rohman / Ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Provinsi Banten.
BANTENESIA.ID, SERANG – Indonesia akan menggelar Pemilu pada tahun 2024 dimana pada moment itu akan membuat serangan siber semakin meningkat. Saat masyarakat memanfaatkan layanan digital untuk mendapatkan informasi, maka saa itu pula akan terjadi peningkatan kerawanan.
Tentunya dinamika itu akan berkembang, semakin tinggi menggunakan ruang media siber, saat itu pula kerawanan mengancam. Peretasan website dilakukan menggunakan teknik _Phising_ mengedepankan metode Social Enginering atau rekayasa Sosial untuk mendapatkan data pribadi dan dijual di _Dark Web_.(14/08/2023).
Peretasan website pemerintah, KPU, Bawaslu marak dilakukan oleh _Blackhat_ dengan tujuan beragam, salah satunya inisial (ZFR) siswa SMK di Kabupaten Serang yang menggeluti dunia hacking sejak duduk dibangku SMP, pernah melakukan _Defacement_ atau peretasan halaman muka website.
Pada tahun 2020 situs web Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember Jawa Timur pernah diretas dan masih bernasib mujur, diamankan oleh Polda Jatim dikembalikan kepada orangtuanya karena masih di bawah umur.
Menurut pengakuan ZFR sendiri bahwa "menyadari kekeliruannya, keahliannya sekarang digunakan membantu untuk mengungkap kelemahan sistem keamanan website atau _Bug Hunting_. Perlunya pengetahuan _Cyber Security_, untuk mencegah serangan siber jelang pemilu" ungkapnya.
Digitalisasi menjadi era zaman sekarang, dimana masyarakat perlu melek dan bijak dalam menggunakan media sosial, agar tidak menjadi korban kejahatan siber. Dimana identitas pribadi digunakan oleh orang lain untuk melakukan tindak kejahatan. Apalagi sekarang marak kebocoran data pribadi, sehingga perlu pemanfaatan ke arah yang lebih baik.
Pihak kepolisian dengan langkah cepat melakukan pengamanan bagi setiap masyarakat yang ahli dalam dunia hacking, agar mereka tidak menjadi alat untuk tindak pidana kejahatan, terlebih menjelang Pemilu 2024. Contohnya seperti ZFR, sehingga keahliannya dapat dipergunakan untuk hal hal positif. Agar kejadian pemilu tahun kemarin menjadi evaluasi besar bahwa peran media dan digitalisasi perlu langkah preventif dan mitigasi yang matang dalam menghadapai tantangan-tantangan Pemilu 2024 mendatang.