Pemilu 2024, LPK Cilegon Ingatkan Warga Tidak Pilih Politisi Busuk

Ilustrasi para wakil rakyat didalam salah satu ruangan gedung DPR RI

BANTENESIA.ID, CILEGON – Kontestasi politik pada 2024 mendatang khususnya ditingkat daerah dinilai akan semakin menguras energi masyarakat mengingat kontestasi berlangsung ditengah-tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit serta menurunnya daya beli akibat darurat pengangguran dan upah murah. 

"Kita disuguhkan dengan isu dan berita politik terus menerus di hampir semua media cetak online maupun televisi. Padahal saat ini masyarakat tengah dihadapkan dengan harga-harga yang terus merangkak naik." ujar Direktur Lembaga Perlindungan Konsumen Cilegon (LPKC) Luthfi Abdullah, Jumat (26/5/2023).

Karena itu Lutfhi meminta, masyarakat berhati-hati dalam menentukan pilihan serta tidak terjebak dengan rayuan dan kata-kata manis politisi busuk dengan dalih berjuang untuk masyarakat.

"Untuk mengenali politisi busuk itu sebenarnya cukup sederhana. Pahami sepak terjangnya saat menjabat seperti apa. Mampukan dia memperjuangkan aspirasi masyarakat secara maksimal dan seberapa besar kepekaan terhadap persoalan masyakarat."  terangnya.

Padahal, politisi semestinya dapat mengambil langkah politiknya agar bisa menekan harga-harga sembako, mengurai persoalan pengangguran serta memperjuangkan upah layak.

"Sejauh ini saya tidak melihat upaya maksimal yang dilakukan. Padahal masyarakat berharap dapat menikmati hasil kerja politik dari politisi yang didukungnya, tentu dengan cara memperjuangkan apa-apa yang disampaikan di atas tadi. Tapi ini zonk alias tidak nampak." ujar Luthfi.

Lanjut Luthfi, para elit politik dari pusat sampai daerah yang akan mengikuti kontestasi sebagian besar dimungkinan banyak dari pengusaha nakal. Mereka bersembunyi di balik layar. Politisi busuk seperti ini, biasanya melakukan tekanan terhadap karyawannya, dengan cara memberi upah yang tidak layak dan apabila tidak memilih majikannya maka mereka akan diberhentikan dari pekerjaannya.

Jelaslah bahwa kepentingan mereka tidak lagi berorientasi pada kepentingan atau mewakili masyarakat. Akan tetapi demi mengamankan usaha dan mewakili golongannya saja.

Demokrasi saat ini sudah kehilangan arah, lebih mengedepankan bagaimana bisa menjadi pekerja kontrak 5 tahunan dengan gaji yang tinggi yang dibiayai oleh masyarkat dan negara. Karena itu saatnya masyakarat cerdas dalam memilih siapa wakilnya yang didukung untuk maju di parlemen nanti. 


(Agh/01)


Lebih baru Lebih lama