Kata siapa Cilegon tidak toleran ?

Penulis : Resa Ahmad Perdana    Cilegon, 7 September 2022

BANTENESIA.ID, OPINI – Selama ini tidak ada yg melarang kebebasan memeluk agama dan kepercayaan masing masing , silahkan mau memeluk agama islam , protestan, katolik, hindu ,budha , Konghucu ataupun yg hanya sekedar memeluk kepercayaan lainnya tidak pernah ada larangan di Cilegon. Memang kota Cilegon ini dikenal sebagai kota santri tapi bukan berarti ada paksaan harus memeluk agama islam saja , kesadaran akan toleransi itu sudah turun temurun kok dan bisa hidup berdampingan di kota Cilegon ini. Terus kenapa di Cilegon tidak di izinkan adanya gereja ? 

Ada pepatah mengatakan dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung, kita harus tahu bagaimana histori suatu daerah tentu berbeda dengan daerah lainnya. Kita ambil contoh di Bali terdapat Puja Mandala yaitu 5 rumah ibadah yg berdampingan berada dalam satu kawasan, mereka bilang itu toleransi yah itu betul. Tentu historis bali dengan Cilegon berbeda, kita sebagai penduduk asli Cilegon (orang tua, kakek, buyut dst adalah orang Cilegon) tentunya tidak pernah melarang seseorang untuk bebas memilih agamanya, itu bentuk toleransi juga dan hendaknya para pendatang juga harus memiliki rasa toleransi pula dengan tidak memaksakan dengan berbagai cara untuk mendirikan rumah ibadah yg secara historis memang sudah disepakati untuk tidak dibangun di Cilegon. Ini amanat ini wasiat dari para orang tua kita dulu para leluhur kita dulu ,boleh dibangun pabrik industri tapi tidak menghendaki adanya gereja di kota Cilegon. Kenapa demikian ?

Kita flashback ke masa geger Cilegon, belanda melarang kumandang adzan dan merobohkan menara masjid di Jombang, yg tentu sangat berbekas luka itu di hati para orang tua kita dulu, para leluhur kita dulu apalagi slogan belanda adalah gold (emas), glory (kejayaan), gospel (menyebarkan agama Kristen). 

Lanjut ke masa orde lama dibangun lah pabrik Trikora di Cilegon, demi kepentingan negara para leluhur kita merelakan rumah, sawah, ladang, untuk dibangun pabrik dan rela untuk dipindahkan (nah termasuk keluarga saya juga ikut merasakan imbasnya), dimasa orde baru perluasan industri terus berkembang makin banyak masyarakat yg harus rela dipindahkan termasuk dengan pindahnya lokasi pesantren Al Khairiyah ke Citangkil yg sekarang. Nah saat itu juga terjadi kesepakatan yg ditandatangani oleh bupati serang masa itu salah satunya bahwa boleh adanya industri di Cilegon tapi dengan syarat tidak pernah dibangun gereja di Cilegon. 

Sudah banyak pengorbanan orang tua kita dulu leluhur kita dulu masyarakat Cilegon untuk kepentingan bangsa dan negara , harusnya para pendatang itu ada toleransi dengan tidak memaksakan membangun gereja yg tentunya akan melukai hati masyarakat Cilegon. Silahkan mencari rezeki di Cilegon silahkan mau memeluk agama apapun di Cilegon, klo mau ibadah kan bisa di serang atau di rangkas yg jarak nya tidak terlalu jauh dari Cilegon. 

Kita di Cilegon sudah hidup rukun dan toleransi dari zaman leluhur kita dulu, jadi kalian lah yg harus punya rasa toleransi terhadap kami masyarakat cilegon dengan tidak memaksakan kehendak dan melukai hati masyarakat Cilegon.



Lebih baru Lebih lama